.:.BISMILLAH....ASSALAMU'ALAIKUM....WELCOME TO THE COSTEAM2007 WORLD.:.

Kamis, 19 November 2009

Antara mawar dan Edelwais

By Erick Ferdinand


Pagi
ini cerah sekali,gemercik air sungaipun terdengar merdu,disertai kicauan burung yang menambah keindahan pagi.Tetapai tidak ada waktu untukku menikmati keindahan pagi ini,karena ku harus bersiap untuk mengajar di sebuah sekolah dasar Inpres.Begitulah rutinitasku di pagi hari,karena semenjak kematian ibu, aku harus mencukupi kebutuhan hidupku sendiri,jadi walaupun aku perempuan,aku harus berjuang layaknya laki-laki untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Sesampainya di sekolah,aku bergegas menyiapkan diri untuk memberikan sedikit ilmuku tentang matematika kepada murid didikku.Belum sepuluh menit aku menerangkan pelajaran matematika,tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang memecah keheningan ruang kelasku.”Permisi,benar anda bu Nisa?”,tanya seorang lelaki paruh baya yang rupanya seorang pak pos.”Benar ini saya,ada perlu apa ya pak?”,tanyaku.”Ini ada paket,tolong tanda tangan di sini!”,jawab lelaki itu.”Baik pak,terima kasih”,jawabku.Setelah itu aku melanjutkan mengajar,walau dengan rasa penasaran akan isi paket itu.

Sekitar pukul dua siang,aku sudah sampai dirumah,aku pun lekas mmbuka paket tadi dengan penasaran yang semakin memenuhi isi hati.Satu……dua….tiga…..ku mulai membukanya,dan betapa kagetnya aku,paket tadi berisi foto-foto Dana,sahabat kecilku dengan background menara Eifel.Perasanku campur aduk,sedih,senang,menyesal.Semua perasaan itu berkecamuk dalam rongga dada dan seisi otakku.Aku bahagia karena cita-cita sahabatku itu telah tercapai,yaitu kuliah di Perancis.Tapi aku juga sedih,kenapa baru kali ini dia mengirimkan kabar padaku setelah tujuh tahun dia pergi,mungkinkah Dana tak tahu di setiap malam aku selalu memikirkannya serta menyertainya dengan do’a yang benar-benar tulus.Aku juga menyesal,karena ketika Dana pergi meninggalkan aku,tak sepatah kata pun yang kuucap sebagai salam perpisahan,tak ada senyumanku yang melepasnya kala itu.Setelah kupuas melihat foto-fotonya,ku mulai merapikan kembali foto-foto itu,namun aku menemukan secarik kertas surat merah muda di dasar kotak,dengan mata berkaca-kaca ku mulai membacanya.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Nisa?apa kabar?semoga kamu baik-baik saja Nis,,,Kenapa kamu tidak ucapkan kata perpisahan untukku di bandara krtika aku berangkat ke PerancisNis,,apa kamu tidak merindukanku dan masa keci kita,aku masih ingat saat kita kecil hingga lulus SMA,kita selalu bersama,bermain laying-layang walaupun kamu perempuan…mencari kunang-kunang di setiap malam.Aku merindukanmu Nis…!

Nis….kamu sudah lihat fotokukan?bagaimana?Perancis indah ya….ku harap kita bisa pergi kesini kelak,bersama-sama,,,tapi bagiku tak ada hal seindah kau dan kampung halamanku(he…he…he…)

Sebenarnya sebelum aku pergi ke Perancis,aku ingin memberimu hadiah sebuah mawar.Tapi…Ach….. kurasa kau tak mau,bukan begitu?karena aku masih ingat,kau selalu berkata:Kenapa harus mawar?kenapa bukan Eidelweis?Aku ingin kau ambilkan aku segenggam Edelweis di puncak Semeru.Itu kan yang selalu kau katakana.Jujur,sampai saat ini aku bingung kenapa kau tak menyukai mawar seperti wanita lainnya,tapi aku berjanji akan memberimu segenggam Eidelweis,sepulang dari Perancis,dua bulan lagi……..tunggu aku….ya…..!!!!!!!

Wassalamualaikum.Wr.Wb

Dengan air mata yang tak tertahankan,aku berusaha membuka lembaran kenangan masa kecilku dan hasratku tentang bunga Eidelweis.Juga teringat dalam pikiranku akan lembaran hitam ibuku.Ibuku dulutermakan rayuan mawar gingga ibuku hamil dan mengandung aku tanpa ada ikatan pernikahan.Jujur aku tak pernah tahu wajah ayahku,karena setelah tahu ibuku hamil,ayahku menghilang beserta janji-janjinya.Hilang pula bersama cinta yang dianggap sejati.Namun kenyataannya hanya indah di awal seperti mawar,dan lama-kelamaan layu,rontok dan mati,mungkin itu alasanku membenci mawar,walau tidak masuk akal,aku tetap bersikukuh aku benci mawar.Bagiku Eidelweis lebih baik dan itulah yang kusebut lambing cinta abadi.

Dua bulan berlalu,aku harus pergi ke bandara Juanda untuk menjemput Dana.”Nisa.........!!!!!”,teriak Dana,yang langsung menghampiri dan memelukku.”Da……..na….”,jawabku gugup.Aku melihat dia terus menerus, sepintas dia terlihat lebih sehat.”Aku akan tepati janjiku untuk membawakan Edidelweis dari Semeru untukmu,sebagai bukti cintaku yang tulus dan abadi padamu”,kata Dana.Aku hanya bisa diam.”tak usah kau jawab sekarang,kau harus menjawabnya ketika aku berhasil bawakan Eidelweis untukmu”. Lagi-lagi aku hanya bisa diam,karena jujur,sejak dulu aku sangat mencintainya.Kami bergegas pulang,di tengah perjalanan dia menceritakan kehidupannya di Perancis,dia juga berkata akan pergi ke Semeru satu minggu lagi.

Hari yang dinanti tiba,setelah semua siap,Dana beserta Andi dan Dimas,teman kecilnya berangakat.Dengan air mata dan do’a,aku melepasnya.Aku berharap tak akan terjadi apa-apa dengan Dana yang jelas tidak boleh melakukan hal segila ini,karena dia mengidap penyakit jantung,apakah mungkin dia bertahan di suhu yang rendah dan ketinggian seperti itu.

Petualangan dimulai,dengan keadaan yang kurang sehat,dana terus mencari Eidelweis.Ternyata mencari Eidelweis tak semudah yang dibayangkan.Dana terus mendaki,namun Dana tetap tidak menemukannya.Akhirnya dengan penyakitnya yang semakin parah,dan semangatnya yang menggebu ia menemukan apa yang dicari.Dana meluapkan kegembiraannya dan berteriak di puncak gunung tertinggi di pulau Jawa itu.”Nisa……..ini untukmu…”

Dana dan teman-temannyapun pulang.”Tok…tok…tok..”suara pintuku berbunyi,ku tak sabar membukanya,karena kuharap itu adalah Dana.Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat.Dana yang sudah pucat,lemas,dan tak bisa brdiri tegak.Dia terus menatapku,sungguh aku tak mengerti arti tatapannya.”Aku bahagia,aku berhasil menepati janjiku,aku bisa bawakan ini untukmu.”kata Dana.”Ta….ta…pi!!!!” ”zzzzzttt” Dana memotong pembicaraanku.”lihat bunga ini,kering,layu,coklat,sama sekali tak indah,tapi inilah cinta yang sesungguhnya,apa adanya,dan perjalanannya tak seindah yang dibayangkan.Eidelweis adalah pengorbanan dan keabadian,karena aku mendapatkannya dengan penuh pengorbanan,seperti aku yang berusaha mendapatkanmu,dan ini akan abadi,aku percaya itu.kalaupu aku mati,namun aku tetap abadi di hatimu.terimalah ini sebagai tanda cintaku padamu,kaulah yang pertama dan terakhir untukku”,ucap Dana.Air mataku pun tak bisa terbendung,ku peluk dia seerat mungkin,dia sudah pergi meninggalkan cintanya bersama segenggam Eidelweis.Ku inngin dia tahu,aku juga mencintainya.Aku merasa bersalah,hanya karena Eidelweis,aku kehilangan orang yang kusayang.”Aku mencintaimu Dana…..”. aku bersumpah, ditengah malam tanpa bintang, disaksikan dinginnya angin malam. aku tak akan menggantikan dirimu. dalam hatiku.... selamanya.... I DO LOVE YOU, forever.........!!!!

Sejak saat itu,kisah cintaku berhenti.Namun cintaku untuk Dana tak pernah bisa terganti,ia akan tetap abadi bersama Eidelweis yang akan kusimpan hingga ku mati.Namun setidaknya aku bisa mengakhiri semua dengan indahnya Eidelweis,tak seperti kisah ibuku yang berakhir dengan mawar yang indahnya sesaat itu.

Kini sisa hidupku hanya untuk mengajar muridku dengan penuh ketulusan.Sungguh ku merindukan dia,kuharap suatu saat kita bisa betemu di tempat terindah di atas sana untuk melanjutkan kisah cintaku ini.



Tidak ada komentar:

 
.:.ALHAMDULILLAH....WASSALAMU'ALAIKUM....THX DAH BACA.:.