.:.BISMILLAH....ASSALAMU'ALAIKUM....WELCOME TO THE COSTEAM2007 WORLD.:.

Senin, 24 Agustus 2009

Bismillah….

::MENGGAPAI BERKAH RAMADHAN::

By Ust. Hanif Hannah

Ku ambil dari BMH NEWS edisi XI

Bulan Ramadhan,

bulan yang di dalamnya diturunkan

(permulaan) Al –Qur’an sebagai

petunjuk bagi manusia dan

penjelasan penjelasan

mengenai petunjuk itu dan

pembeda (antara yang hak dan yang bathil)

(Al Baqarah [2]:185)

Bertanyalah tentang masa depan kepada orang yang anda temui. Apa jawaban yang keluar dari lisan manusia modern sekarang ini? “Ah … pusing. Hidup semakin susah dan sulit saja.” Keluhan demi keluhan meluncur. Ada rasa khawatir mengahadapi hari esok. Ada duka cita masa lalu yang menggelayut. Ada kehimpitan dan kehausan tak terperi dari jiwa mereka. Yang miskin merasa tersisih dan terampas. Yang kaya dan berlebihan tak juga merasa puas, tak mau berbagi karena masih juga masih saja kurang dan kurang.

Padahal di zaman modern ini, peradaban telah mencapai puncak kemajuan. Satu sisi hidup serasa lebih mudah. Jarak dan waktu yang dahulu memisahkan manusia kini tak lagi menjadi kendala yang berarti. Teknologi komunikasi membuat dunia terasa dekat tak berjarak. Hanya dalam hitungan detik manusia dapat berhubungan dan mengakses data keseluruh dunia. Tapi kenapa keluhan dan kekhawatiran justru kian merebak? Apanya yang kurang?

Berkah menguap dari kehidupan, itulah yang terasa. Segala kemudahan bukannya mengundang bahagia malah mendatangkan nestapa. Bagaimana melepaskan dari problema ini? Mari kita syukuri keistimewaan Ramadhan agar hidup kita lebih berkah dan bahagia.

Kembali pada Qur’an

Yang menghegomoni kehidupan saat ini adalah peradaban materialisme. Yaitu cara hidup yang menjadikan materi sebagai orientasi dasarnya. Semua diukur dari materi, termasuk kemajuan dan kemuliaan. Sadar atau tak sadar banyak orang yang terseret arus cara hidup demikian. “Wah kamu sekarang sukses ya,” begitu komentar spontan bila di depannya ada seorang teman yang tampil necis dengan kendaraan mewahnya.

Apa ekses peradaban materialisme ini? Ada sisi kehidupan manusia yang terabaikan. Secara materi mungkin ia telah tercukupi, namun bisa jadi ruhaninya merana. Saat mengabaikan ruhani, terjerembablah manusia pada kebinatangan. Dorongan dan motivasinya semata duniawi saja. Ketamakan merajalela. Yang ada dalam benaknya bukannya berbagi tetapi selalu kurang dan kurang. Inilah yang membuat manusia senantiasa merasa dilanda krisis.

Alloh Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tak pernah membiarkan hamba-Nya menderita kehausan ruhani. Dia senantiasa memberikan tetesan kasih sayang-Nya di tengah kegersangan hidup. Dia menurunkan petunjuk-Nya untuk meniti hidup bahagia. Dia telah memilih bulan suci Ramadhan sebagai permulaan turunnya al-Qur’an. Hati manusia hanya akan tenteram jika mengikuti petunjuk Tuhannya itu.

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan – penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Al Baqarah [2]:185).

Sebelum turun Al-Qur’an, jaman diliputi keahiliyahan. Umat manusia memuja berhala, api, kekayaan, dan kedudukan. Tak ada cahaya. Dunia gelap gulita karena manusia jauh dengan Tuhan. Sampai kemudian Alloh menurunkan al-Qur’an menuntun manusia kembali kepada-Nya.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al Alaq [96] : 1 – 5)

Secercah cahaya langit itu pun masuk ke dalam lubuk hati. Wahyu ilahi menyentuh dan menerangi jiwa manusia. Hidup jahiliyah yang mendasarkan pada materi duniawi diarahkan pada pijakan yang benar, yaitu orientasi tauhid; laa ilaaha illallah. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh. Dialah yang menjadi tujuan hidup yang hakiki.

Manusia modern memang telah banyak membaca. Namun karena melalaikan Tuhan yang menciptakan, berbagai kemudahan itu tidak ada berkahnya. Al-Qur’an mengarahkan agar membaca itu disertai dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan. Sehingga semakin banyak membaca bukannya semakin jauh dari Tuhan tetapi kian bertambah iman.

Di bulan suci ini, mari kita tundukkan hati dan pasrahkan jiwa ini kembali kepada Allah. Sertakan Asma-Nya dalam jiwa ini. Dengan mengikuti petunjuk-Nya, Allah Yang Maha Pengasih akan menyertakan karunia-Nya dengan berkah-Nya.

Ya Allah … aku ridha Engkau sebagai Tuhanku. Aku tundukkan jiwa ini pada-Mu. Aku pasrahkan hidup ini kepada-Mu. Tuntun dan beri petunjuk padaku agar menjadi hamba-Mu yang baik.

Bersihkan Hati

Wahyu itu kini telah lengkap tercatat dalam lembaran mushaf Al-Qur’an yang mulia. Dapat diakses juga dengan mudah di Al-Qur’an digital yang dengan sekali klik saja, dapat diketahui ayat mana yang kita cari dan dibutuhkan. Namun kemudahan sarana teknologi belum cukup. Sudahkah hati ini terbuka dan siap menangkap ruh dan spiritnya? Apa arti cahaya bagi mata yang buta? Apa arti suara bagi telinga yang tuli?

Pancaran ayat-ayat-Nya itu tak masuk ke dalam dada karena hati ini buta dan tuli tertutup dosa dan hawa nafsu. Syaitan-syaitan telah berkerumun membisikkan kesenangan akhirat. Hawa nafsu dan syaitan inilah yang selama ini mengandalikan jiwa ini terpuruk dan terpanjara oleh dunia. Takbir yang menghalangi nur Al-Qur’an inilah yang harus dibersihkan.

Dalam tafsir Mafatihul Ghaib, berkenaan dengan QS Al Baqarah: 185 di atas, Ar Razi berkata:“Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan jalan menurunkan Al-Qur’an. Karenanya, Allah SWT mengkhususkannya dengan satu ibadah yang sangat besar nilainya, yakni puasa (shaum). Shaum adalah satu senjata yang mengungkapkan tabir-tabir yang menghalangi kita manusia memandang nur Ilahi Yang Maha Quddus. Al-Qur’an adalah suatu kitab yang tiada bandingnya, pemisah yang haq dan bathil, berlaku sepanjang masa, dan menjadi pengikat seluruh umat Islam di seluruh dunia.“

Ramadhan memang bulan suci dan istimewa. Kepada umatnya, Rasulullah mengajak menyambut datangnya Ramadhan yang mulia ini.

“Telah datang padamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka sambutlah kedatangannya. Telah datang bulan puasa membawa segala keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.”(Riwayat Ath-Thabrani).

Pada bulan Ramadhan yang mulia ini, mari kita gapai keberkahan hidup dan rahmat-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, menahan nafsu, beribadah kepada Allah, berbagi, dan bersedekah. Harta dunia ini baru mendatangkan bahagia jika digunakan di jalan-Nya. Di bulan suci ini pintu ampunan di buka lebar lebar dan pahala amal kebaikan dilipatgandakan.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS Al Qadr [97]:1-5)

Marhaban Ya Ramadhan. Selamat datang wahai bulan berkah nan mulia.

Tidak ada komentar:

 
.:.ALHAMDULILLAH....WASSALAMU'ALAIKUM....THX DAH BACA.:.